ibda'binafsik
JENIS-JENIS SAMPEL
A. Pendahuluan
Salah satu penelitian yang ideal adalah penelitian yang diperkuat dengan teknik sampling yang tepat dalam memilih dan menentukan sampel atau subyek penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian yang dilakukan.
Teknik sampling yaitu dengan memilih subyek atau obeyek yang mewakili satu kesatuan. Sampling dilakukan karena sulitnya meneliti semua populasi yang ada. Ini bisa kita bayangkan seorang yang membeli buah-buahan di pohon cukup pencicipi salah satu untuk mengetahui kualitas buah satu pohon.
Tujuan penelitian mengambil sampel yaitu untuk memeperoleh gambaran dari satu kesatuan atau keseluruhan mengenai obyek dengan mengamati sebagian sampel dari populasi. Mengadakan reduksi terhadap kuantitas obyekyang diteliti, reduksi dalam arti pengurangan. Mengadakkan generalisasi, dan menonjolkan sikap-sikap umum dari populasi.
Teknik sambil ini terkadang jika untuk menelitian sosial seperti ketaatan terhadap hukum dalam sutau daerah, ini akan sulit digeneralisir karena dalam kenyataanya tidak sama. karena itu dalam menggunakna sampel ini harus memenuhi bersyaratan relevansi dari sampel yang dipilih, ketelitian berfungsinya alat-alat pengukur yang digunakan dan ketetapan menggunakan alat ukur dan metode statistik.
Teknik sampel ini sebetulnya dalam mengambil kesimpulan dari sampel ke populasi secara tidak langsung sudah mengambil kesimpula induktif. Kesimpulan induktif selalu berupa negeralisasi, atau kesimpulan dari peristiwa yang khusus berlaku secara umum. Sebaliknya jika memperlakukan kesimpulan umum atau suatu teori terhadap peristiwa khusus disebut kesimpulan secara induktif.
B. Pengertian Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek atau obyek yang mempunyai kualtas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan penelitian tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukanuntuk populasi.untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif.
C. SELEKSI SAMPLING
Adalah menyeleksi bahan yang akan di gunakan sampel, agar bisa menguatkan suatu kesimpulan nanti nya, Penentuan desain sampel dalam suatu penelitian memerlukan banyak pertimbangan seorang peneliti harus mempertimbangkan langkah berikut :
1. apakah sampel relevan dengan populasi nya?
2. Tipe sampel apa yang akan diambil
3. Apakah akan menggunakan kerangka pengambilan sampel
4. Berapa banyak sampel yang akan diambil
Keempat langkah diatas menunjukan bahwa sampel yang harus diambil dapat memenuhi tujuan penelitian yang ingin dicapai, seleksi sampel harus benar benar memenuhi ukuran kelayakan yang berarti sampel harus cukup kompeten. Karena itu harus mengetahui jenis-jenis sampel yang akan diuraian berikut ini.
D. Jenis-jenis Pengambilan Sampel
Secara garis besar ada dua macam sampling yaitu yang memberikan
kemungkinnan yang sama bagi setiap unsur populasi untuk dipilih yang disebut probability sampling. Non probability sampling tidak memperikan kemungkinan yang sama bagi setiap populasi untuk di pilih. dan menurut Burhan Ashshofa dalam metode penelitian hukum dibagi menjadi 3 yaitu ditambah dengan gabungan antara probability dan non probability sampling (multistage sampling).
1. probability sampling
cara pemilihan sampel secara probabilitas ini dipergunakan apabila:
besarnya populasi diketahui, penelitian akan kepada kesimpulan yang akan digeneralisasikan terhadap populasi, akan dipergunakan analisis interence, kesalahan-kesalahan (error) yang akan diikutsertakan dalam menganalisis penelitian.
a) Simple random sampling
Yang dimaksudkan dengan pengambilan sampel acak sederhana adalah pengambilan sampel sedemikian rupa sehingga setiap unit dasar memiliki kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel,
b) Stratified random sampling
Stratified random sampling adalah pengambilan sampel yang dilakukan dengan membagi populasi menjadi beberapa strata dimana setiap strata adalah homogen.
Contoh populasi penelitian seluruh mahasiswa uin suka sampelnya bisa S1 atau S2,
c) Multstage random sampling
Pengambilan sampel yang membagi populasi menjadi beberapa fraksi kemudian diambil sampelnya.
d) Systematic random sampling
Pengambilan sampel acak sistematik dilakukan bila pengambilan sampel acak dilakukan secara berurutan dengan interal tertentu. Systematic random sampling dipergunakan apabila jumlah anggota populasi cukup banyak, bersifat homogen sedang jumlah sampel yang akan diambil sudah tertentu dan tidak banyak sehingga dapat ditentukan fraksi sampelnya.
e) Cluster Random sampling
Merupakan teknik untuk memilih sampel yang dalam populasinya terdiri atas suatu kelompok.setiapa anggota kelompok dari kelompok yang terpilih akan diambilkan sebagai sampel.
Contohremajaputus sekolah, kelompok kelas, dan sebagainya
f) Probability Proporsionate to Size
Pengambilan sampel dengan cara PPS ini merupakan variasi dari pengambilan sampel bertingkat dengan PSU besar yang dilakukan secara proporsional
2. Non probability sampling (Pengambilan sampel tanpa acak)
Pengambilan sampel tanpa acak ini digunakan bila kita ingin mengambil sampel yang sangat kecil pada populasi yang besar, studi yang dilakukan adalah studi ekploratif atau deskriptif, peneliti tidak berniat untukmendapat kesimpulan umum atau generalisasi terhadap populasi dari hasil yang diperoleh.
Teknik Meskipun disadari adanya kemungkinan bias dalam pemilihan sampel dengan cara ini, kenyataan menunjukkan bahwa nonprobability sampling seringkali menjadi alternative pilihan dengan pertimbangan yang terkait dengan penghematan biaya, waktu dan tenaga serta keterandalan subjektifitas peneliti. Di samping itu pertimbangan lainnya adalah walaupun probability samplingmungkin saja lebih unggul dalam teori, tetapi dalam pelaksanaannya seringkali dijumpai adanya beberapa kesalahan akibat kecerobohan dari si pelaksananya. Dalam penggunaan nonprobabilitysampling, pengetahuan, kepercayaan dan pengalaman seseorang seringkali dijadikan pertimbangan untuk menentukan anggota populasi yang akan dipilih sebagai sampel. Pengambilan sampel dengan memperhatikan factor-faktor tersebut menyebabkan tidak semua anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih secara acak sebagai sampel. Dalam prakteknya terkadang ada bagian tertentu dari populasi tidak dimasukkan dalam pemilihan sampel untuk mewakili populasi.
Dengan menggunakan nonprobability sampling, kita dapat mengemukakan berbagai macam kemungkinan untuk memilih objek-objek, individu-individu atau kasus-kasus yang akan dijadikan sampel. Kondisi ini tentu saja akan menciptakan kesempatan terjadinya bias dalam memilih sampel yang sebetulnya kurang representative. Di samping itu, dengan penarikan sampel secara tidak acak, kita tidak dapat membuat pernyataan peluang tentang populasi yang mendasarinya. Yang dapat kita lakukan hanyalah membuat pernyataan deskriptif tentang populasi. Meskipun dalam terapannya, nonprobability sampling seringkali terbukti efektif bila teknis pelaksanaan dan konsepnya tepat dan juga memberikan kemudahan-kemudahan yang tidak dijumpai dalam teknikprobability sampling, perlu dicatat bahwa prosedur-prosedur nonprobability sampling sebaiknya jangan digunakan jika tujuan dari penarikan sampel adalah untuk menarik kesimpulan (inferensi atau menarik kesimpulan tentang populasi dari informasi yang terkandung dalam sampel). Non probability sampling harus digunakan hanya jika kita ingin membatasi penelitian kita pada pernyataan-pernyataan deskriptif tentang sampel dan tidak membuat pernyataan-pernyataan inferensia tentang populasi. Dari pengalaman penerapan nonprobability sampling, metode penarikan sampel ini relative tepat bila digunakan pada kondisi-kondisi sebagai berikut: tahapan eksplorasi dari suatu penelitian, pengujian awal suatu angket, berhadapan dengan populasi yang homogeny, minimnya pengetahuan peneliti dalam bidang statistika dan adanya tuntutan akan kemudahan dari aspek operasional.
Pengambilan sampel tanpa acak ini terdiri dari :
a) Pengambilan sampel seadanya (Accidental sampling)
Pengambilan sampel yang dilakukan secara subjektif oleh peneliti ditinjau dari sudut kemudahan, tempat pengambilan sampel, dan jumlah sampel yang akan diambil.
b) Pengambilan sampel berjatah (Quota sampling)
Cara pengambilan sampel dengan jatah hampir sama dengan pengambilan sampel seadanya, tetapi dengan kontrol lebih baik untuk mengurangi terjadinya bias.
Misalnya:
a. Cepat memperoleh hasil meskipun kasar dan biasanya digunakan untuk memberikan pendapat umum.
c) Pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan (Purposive/judmental sampling)
Pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan bila cara pengambilan sampel dilakukan sedemikian rupa, sehingga keterwakilannya ditentukan oleh peneliti berdasarkan pertimbangan orang – orang yang telah berpengalaman. Pengambilan sampel dengan cara ini lebih baik dari dua cara sebelumnya karena dilakukan berdasarkan pengalaman berbagai pihak.
d) pengambilan sampling seperti bola salju (Snowball sampling)
Sampel atau responden dipilih bedasarkan penunjukan atau rekomendasi sebelumnya. Dasar yang dipergunakanadalah teknik sosiometri. Cara ini bisa dipergunakan apabila ingin meneliti mengenai pendapat atau kesan dari hubungan sosial informal atau individu.
Contoh penelitian pola penyebaran penyakit HIV/AIDS atau pada penelitian lain misalnya penentuan efektivitas saluran distribusi dalam pemasaran produk rokok Dji Sam Soe atau penelitian yang lain seperti meneliti siapa provokator kerusuhan.
e) Systematic sampel
Sampel diperoleh dengan jalan menentukan terlebih orang yang akan diambil sebagai responden, sedang responden yang pertama diambil secara sembarang.
f) Saturation sampling (total sampling) dan Dense sampling (lebih kurang separuh dari populasi)
Cara ini digunakan jika teknik pengumpulan data yang dipakai wawancara, terutama bila populasinya besar.beberapa hal yang dapat menjadi bahan pertimbangan untuk memilih cara ini yaitu:
Teknik apa yang digunakan dalam pengumpulan data, Biaya yang tersedia untuk pembuatan kuesioner, mengirimnya dan sebaginya, jumlah tenaga peneliti dan waktu yang tersedia untuk meneliti.
Untuk lebih memudahkan pembagian jenis-jenis sampel dapat dilihat pada bagan dibawah ini.
3. Multistage sampling: gabungan antara probability dan non probability.
Pengambilan sampel yang dilakukan secara bertahap (cluster sampling termasuk pula dalam kategori ini, meskipun dalam secara keseluruhan tahap mempergunakan cara-cara probability) dapat dipergunakan untuk penelitian dengan daerah penelitian yang luas.
Setiap jenis-jenis sampel mempunyai keuntungan dan kekurangan, sehingga perlu mengetahui seperti apakah sampel yang baik itu. sampel yang baik yaitu yang memenuhi syarat-syarat sebgai berikut.
1. Memungkin peneliti untuk membuat perkiraan berapa kesalahan yang telah dibuat karena memilih sampel tersebut.
2. Memungkinkan peneliti mengukur seberapa dapat dipercaya hasil sampel tersebut.
3. Memberikan setiap person atau indvidu untuk menjadi sampel.
4. Dengan biaya sedikit tetapi mampu menghasilkan informasi yang diinginkan dan dengan kesalahan yang dapat ditolerir.
Daftar Pustaka
Burhan Ashshofa, Metode Penelitian Hukum ,Jakarta: Rineka Cipta,1996.
Rianto Adi, Metodelogi Penelitian Sosial dan Hukum, Jakarta: Granit, 2010.
S. Nasution, Metode Research, Jakarta: 2006.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2010.
Sukandarrumadi, Metodelogi Penelitian: petunjuk praktis untuk peneliti pemula, Yogyakarta: gadjah mada university press, 2012.
Metode Pengambilan dan Pengolahan Sampel , PDF, edukasi.kompasiana.com